Bermain game memang menyenangkan.
Bermain game selalu lebih menyenangkan di bandingkan dengan belajar di
sekolah. Mungkin 10 emosi yang di rasakan para pemain game adalah
penyebabnya mengapa bermain game dapat membuat seseorang lupa waktu.
Oleh karena itu sering kali bermain game di anggap hal yang mengganggu
prestasi di sekolah. Tapi coba perhatikan, apakah
guru-guru memberikan emosi-emosi tersebut saat mengajarkan sesuatu
kepada murid-muridnya di dalam kelas? Coba bayangkan bagaimana jika
belajar di sekolah bisa menyenangkan dan membuat seseorang lupa waktu
seperti saat bermain game.
Perkembangan
teknologi yang semakin maju memunculkan banyak video game yang semakin
terlihat nyata. Dengan kekuatan dari bermain game itu, kini tren
memanfaatkan game di berbagai bidang kehidupan mulai di terapkan. Hal
tersebut sering di sebut dengan gamifikasi. Di bidang promosi misalnya,
ada beberapa produk minuman di Indonesia membuat suatu game untuk
mempromosikan produknya. Begitu juga dengan bidang pendidikan. Saat ini
juga banyak sekali aplikasi-aplikasi di bidang pendidikan yang bisa di
gunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Gamifikasi
pada bidang pendidikan sekarang mulai menjadi tren bagi dunia
pendidikan di daerah Barat. Dengan konsep mengejar poin untuk
mendapatkan achievement tentunya
membuat belajar lebih menyenangkan. Ingat saat bermain game ada 10
emosi yang di rasakan oleh para pemainnya. Saat di kombinasikan dengan
belajar tentunya belajar akan lebih menarik dan menyenangkan. Kreativitas, kepuasan, kagum, heran, gembira, penasaran, bangga,
terkejut, lega, dan santai. Ini adalah sepuluh emosi yang mungkin para
pecinta game rasakan saat bermain game kesukaannya. Begitulah kata Jane
McGonigal dalam Reality is Broken: Why Games Make Us Better and How They Change the World.
Di
Indonesia sendiri gamifikasi di bidang pendidikan masih sangat sedikit.
Ada beberapa aplikasi seperti tanya jawab tentang pendidikan dengan
tujuan mengumpulkan poin ataupun beberapa permainan pendidikan dalam
gadget. Tetapi proses gamifikasi tersebut masih di luar sekolah. Di
dalam sekolah masih sangat jarang penggunaan metode gamifikasi, walaupun
sudah ada beberapa sekolah yang menerapkan teknologi di sekolahan
mereka.
Mengapa demikian?
Kemungkinan
gamifikasi masih kurang populer di Indonesia adalah karena pencipta
aplikasi pendidikan dari Indonesia sendiri masih kurang banyak dan juga
paradigma bahwa game itu mengganggu belajar. Di tambah lagi dengan
banyaknya guru dan tenaga pengajar yang tidak fasih dalam penggunaan
teknologi terkini.
Mungkin
saat ini Indonesia belum terlalu siap untuk dapat memanfaatkan
gamifikasi di dalam sekolah-sekolah. Tapi melihat perkembangan
Indonesia, di harapkan teknologi dan gamifikasi dapat segera masuk ke
lingkungan sekolah karena banyak sekali manfaat yang bisa di dapat
dengan metode menggabungkan permainan ke dalam kegiatan belajar mengajar
ini.
Demikian artikel tentang Gamifikasi Sebagai Tren Baru dalam Dunia Pendidikan.
Terima Kasih.
Post a Comment